Sungai Penuh – Proses penghitungan suara dalam Pemilihan Wali Kota Sungai Penuh yang berlangsung di Kecamatan Kumun tercoreng dengan kasus intimidasi terhadap saksi dan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPS). Kejadian ini melibatkan tim sukses kandidat nomor urut 01, yang secara terang-terangan melakukan tekanan kepada saksi dan PPS, bahkan melakukan manipulasi hasil penghitungan suara.
Berdasarkan keterangan saksi yang berada di lokasi, beberapa anggota tim sukses 01 dilaporkan melakukan intimidasi terhadap saksi dari kandidat lain, memaksa mereka untuk menerima hasil penghitungan suara yang telah dimanipulasi. Tidak hanya itu, saksi juga mengungkapkan bahwa suara yang seharusnya untuk kandidat lain dihitung sebagai suara untuk kandidat 01. Kejadian ini menjadi titik puncak ketegangan yang terjadi selama proses penghitungan suara.
"Suara yang jelas-jelas untuk kandidat lain, tiba-tiba dimasukkan sebagai suara untuk 01. Kami yang bertugas memantau proses penghitungan merasa dipaksa untuk menandatangani berita acara meskipun kami tahu ada yang tidak beres dengan hasil tersebut," ungkap salah seorang saksi yang tidak ingin disebutkan identitasnya karena takut terhadap ancaman lebih lanjut.
Tidak hanya itu, sejumlah PPS yang bertugas dalam penghitungan suara juga melaporkan adanya tekanan psikologis dan ancaman fisik yang datang dari tim 01. Beberapa PPS bahkan diancam akan dilaporkan ke pihak berwajib jika tidak mengesahkan hasil penghitungan suara yang telah dimanipulasi. "Kami dipaksa untuk menyetujui hasil penghitungan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kami takut, tapi kami harus melawan agar suara rakyat tidak dirampas," kata salah seorang anggota PPS.
Pihak yang berwenang, termasuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), langsung merespons laporan ini dan memulai penyelidikan terkait dugaan intimidasi dan manipulasi suara. Bawaslu meminta agar semua pihak menjaga integritas proses demokrasi dan tidak melakukan tindakan yang merusak jalannya pemilu. "Kami sedang melakukan investigasi menyeluruh terkait laporan ini. Kami pastikan bahwa setiap dugaan pelanggaran akan diproses sesuai hukum," kata seorang perwakilan Bawaslu setempat.
Pihak tim 01 yang terlibat dalam penghitungan suara tersebut membantah melakukan intimidasi atau manipulasi suara. Namun, kesaksian yang muncul dari para saksi dan PPS yang terlibat menunjukkan adanya pelanggaran yang serius. Kejadian ini memicu ketegangan di kalangan masyarakat yang menginginkan agar pemilu berjalan dengan adil dan transparan.
Seiring berjalannya waktu, penyelidikan terus dilakukan, dan diharapkan dapat memastikan keadilan serta mengembalikan integritas dalam proses penghitungan suara untuk Pemilihan Wali Kota Sungai Penuh. Masyarakat mengharapkan hasil akhir yang jujur dan tanpa campur tangan yang merusak prinsip-prinsip demokrasi.